Agak KONTRVERSI tapi RASIONAL tentang POLIANDRI,POLIGAMI dan POLIGINI

Mengapa Poliandri lebih baik daripada Poligami ker??

tak ngepost sek

Menurut persepsi Indian kuno, yang diperlukan oleh seorang anak bukanlah siapakah lelaki yang menyumbangkan seciprat sperma untuk membuat dirinya, tapi siapakah yang berperan sebagai sosok seorang ayah sesungguhnya dalam pertumbuhannya.

Justru dengan sistem 4 ayah 1 ibu, anak-anak diuntungkan karena lebih banyak yang melindungi mereka jika ada apa-apa. Bahkan mungkin ada baiknya jika ke-empat ayah tersebut mengatur shift kerja mereka sehingga setidaknya ada 1 ayah yang selalu berjaga di rumah setiap saat. Menjaga keluarga dari marabahaya. (Misal: Kalau ada perampok yang masuk rumah, setidaknya ada seorang lelaki dewasa yang akan melindungi ibu dan anak-anaknya)

Selain itu, 4 ayah berarti adanya 4 tulang punggung keluarga. (EMPAT saudara-saudara!! E-M-P-A-T!! bukan 1 atau 2 atau 3, tapi EMPAT sumber pemasukan keluarga!!) Jadi secara keseluruhan, kesejahteraan keluarga menjadi lebih baik.

Biaya perawatan anakpun lebih terjamin. Jika yang 1 terkena PHK, masih ada 3 lainnya yang bekerja.
Tentunya yang terkena PHK itu juga akan merasa gengsi dan malu terhadap 3 suami lainnya, sehingga ia akan berusaha mendapatkan kerja secepatnya.

Poliandri juga baik untuk mengurangi jumlah penduduk. Sebab, walaupun ada 4 pejantan yang siap membuahi, tapi pabrik anaknya cuma 1!! Jadinya ya dalam jangka panjang akan mengurangi jumlah penduduk dan anak-anak yang dibuat pun diharapkan lebih "berkualitas". (Ya itulah, karena biaya perawatan anak datang dari 4 sumber pemasukan) Intinya: turunkan kuantitas, naikkan kualitas!!

Kalau poligami bisa mengakibatkan persaingan di antara para istri dan anak-anaknya, poliandri mungkin bisa memberikan efek perdamaian. Sebab pada saat seorang anak tidak jelas siapa ayahnya (Pokoknya di antara 4 itu! Eh, diluar 4 itu juga bisa), maka para ayah akan tetap memberikan perhatian kepada si anak. Masing-masing ayah akan menganggap anak tersebut adalah anaknya. (Kalau di poligamikan, bisa ada resiko setiap anak membangga-banggakan ibunya doang dan menjelekkan ibu dari anak yang lain)

Para ayah tersebut punya teman untuk ngobrol malam-malam, teman untuk main catur, main panco (Kalau mau juga bisa buat turnamen kecil-kecilan) ataupun main kartu (Pas 4 orang! Cocok buat maen capsa, maen mahjong juga bisa). Nonton bola di rumah pun menjadi lebih semarak!
Dengan sistem 4 suami pula para pria bisa belajar menekan rasa egoisnya dengan saling berbagi, bertoleransi dan bersabar. Ingat, Tuhan suka orang sabar… (Maap Tuhan, nama Anda "terpaksa" saya bawa-bawa).

Rewelnya istri pun menjadi lebih berkurang. Bayangkan jika seorang suami punya 4 istri. Maka dalam 24 jam, akan ada 4 orang istri yang berpotensi untuk mengomel dan mengeluh di kuping suami. Tapi JIKA 4 suami 1 istri, maka rata-rata kemungkinan masing-masing suami di-rese-in istri adalah maksimal 6 jam sehari. (Dengan asumsi ngawur bahwa sang istri mengomel selama 24 jam non-stop)

Monggo d lanjut......

sek ... iki bahasan menarik, tapi waktuku gak nutut, engkok ae mari idrek tak jawab

Podo aku yo gak nutut.. engko pas muleh. Iki sek ndik kampus

apapun itu namanya, POLIGAMI atau POLIANDRI, jareku kurang bisa tak terapno PADA DIRIKU SENDIRI, kenapa tidak?
aku pernah mendengarkan satu dialog dalam sebuah film Indonesia yang sampai melejit ratingnya, dalam salah satu scene di film tersebut mengatakan, "satu aja belum tentu adil, apa lagi ada dua (atau lebih)" ... nah apa lagi dengan sifat para pria yang cenderung tidak mau DIDUAKAN, maka sangatlah sulit memberlakukan POLIANDRI, kalau POLIGAMI itu tergantung pandangan dan persepsi masing-masing, kalau menurutku sih ... ENGGAK DEH, satu aja cukup, satu untuk pertama dan untuk yang terakhir

Slatem wrote:

apapun itu namanya, POLIGAMI atau POLIANDRI, jareku kurang bisa tak terapno PADA DIRIKU SENDIRI, kenapa tidak?
aku pernah mendengarkan satu dialog dalam sebuah film Indonesia yang sampai melejit ratingnya, dalam salah satu scene di film tersebut mengatakan, "satu aja belum tentu adil, apa lagi ada dua (atau lebih)" ... nah apa lagi dengan sifat para pria yang cenderung tidak mau DIDUAKAN, maka sangatlah sulit memberlakukan POLIANDRI, kalau POLIGAMI itu tergantung pandangan dan persepsi masing-masing, kalau menurutku sih ... ENGGAK DEH, satu aja cukup, satu untuk pertama dan untuk yang terakhir

Q salut sama sampean lek pang

Jujur aja aku paling tidak setuju dengan Poligami. Kalau nabi menikah dengan wanita lebih dari satu, itu bukan poligami. Yang dilakukan Nabi, setelah istri pertama wafat baru menikah lagi yang kita sebut dengan istilah Poligini. Soal al Qur'an mengilustrasikan dibolehkannya nikah lebih dari seorang istri, hanya pelaksanaannya dicontohkan oleh Nabi dengan syarat istri pertama telah tiada. Karena awal pernikahan adalah sakral, untuk selebihnya tergantung motifasi dan niat. Ada yang ingin hidup lebih baik, ada yang ingin mendapat apa yang tidak didapat dari istri sebelumnya dan lain sebagainya. Semoga pandangan ku keliru.

poliandri, poligami, atau apalagi itu, bagiku, perwujudan dari ego seorang manusia yang selalu kurang kurang dan kurang. walopun dalam pelaksanaanya entah memakai alibi apa.
just my 2 cents
no effense

chiw wrote:

poliandri, poligami, atau apalagi itu, bagiku, perwujudan dari ego seorang manusia yang selalu kurang kurang dan kurang. walopun dalam pelaksanaanya entah memakai alibi apa.
just my 2 cents
no effense

nice post ... tul, hanya perwujudan dari ego yang selalu kurang dan tidak pernah puas akan satu lobang satu istri

wew..... mas romidi (romeo* red)

POLIANDRI : ilustrasi 4 suami 1 istri >>>>> wow..... lalu wanita2 yang lain akan dikemanakan ???? bukankah jumlah wanita didunia ini lebih banyak dari pria??
POLIGAMI : kalau mampu adil... mengapa tidak???
POLIGINI : setuju bangetz !!!!

Urun rembug dikit ah.....

Menurut saya wajar aja kalau banyak yg bertanya-tanya. Masyarakat pengen tahu bagaimana seharusnya memposisikan poligami itu? Apa seperti yg dicontohkan Aa Gym? Maklum kan banyak yg menjadikan dia sebagai sosok buat dicontoh. Kalo misalnya yg niru Aa Gym adalah pengangguran gimana?

Saya teringat sebuah buku yg ditulis oleh Yahiya Emerick, juculnya "Critical Lives: The Life and Work of Muhammad". Ada informasi menarik ttg poligami yg sebelumnya belum pernah saya dengar. Menurut penulisnya, mudah2an telah didasarkan kajian historis, ayat ttg pembatasan jumlah istri itu baru turun setelah pernikahan Nabi Muhammad yg terakhir (hal. 105). Bahwa nabi beristri lebih dari empat bukan karena konsekuensi ayat ttg poligami yg sering diributin itu, tapi karena ada perintah Allah utk menegaskan peraturan2 tertentu yg turun bersama ayat yg lain sebelumnya. Dan pada masa itu kan memang lumrah dan mungkin bagian dari budaya beristri banyak. Nabi Sulaiman kan beristri banyak sekali. Pemahaman saya, makna kontekstual ayat tersebut adalah pembatasan, bukan anjuran utk beristri sampai empat orang. Nikahilah 2,3 atau 4. Tapi kalau tidak dpt berlaku adil, 1 saja. Lihat betapa indahnya Allah menyampaikan ayat tersebut. Maksimalnya empat, tapi kalau merasa tidak mampu, 1 saja, bukan 2 atau 3. Bukankah sebagai manusia kita mesti tawadhu (kalau tidak salah artinya merendahkan diri ya). Mengakui kekurangan-kekurangan kita. Sejujurnya, siapa sih diantara kita yg bisa berlaku adil?

Dengan keterbatasan pengetahuan, saya mencoba berspekulasi. Poligami sebenarnya merupakan reformasi besar-besaran terhadap tatanan yg ada di masyarakat kala itu dimana laki2 lumrah beristri banyak plus selir, tanpa perlindungan yg memadai terhadap hak2 para istri. Makna luhur poligami justru terletak pada pembatasan serta jaminan keadilan utk para istri. Dengan kata lain, utk melindungi hak2 perempuan yg sebelumnya terabaikan. Di sinilah letak reformasi radikal tersebut.

Namun, Allah tetap menghalalkan poligami, tidak menutup sama sekali, karena akan ada situasi di masyarakat yg membutuhkan pintu darurat bernama poligami. Luar biasa kan? Mungkin, kayak kasus Terry Schiavo yg koma bertahun-tahun itu. Sangat wajar kalau suaminya menikah lagi (kenyataannya sih suaminya punya girlfriend, sampai punya anak pula. Kalo nggak salah mereka katolik ya...jadi nggak boleh berpoligami) .

Barangkali Allah malah akan memberikan pahala luar biasa besar kalau suami bisa bersabar ketimbang mengambil jalan poligami, meskipun istrinya sedang sakit berat. Biar ikut merasakan penderitaanya gitu lho. Toh yg berpoligami sekarang nggak kayak Rasulullah yg menikahi janda tua nan miskin karena bermaksud menolong. Rata2 yg dinikahi lebih muda kan?

Makna agung poligami ini, menurut saya, akan luntur bila semangat pembatasan itu malah berubah menjadi anjuran atau malah dorongan utk berpoligami. Kecuali memang ada alasan2 yg sangat kuat, spt halnya alasan2 mengapa Rasulullah mengambil lebih dari satu istri.

Citra negatif terhadap poligami, dan mungkin akhirnya terhadap Islam, barangkali, karena adanya image bhw Islam menganjurkan beristri sampai empat orang. Kalau makna pembatasan yg lebih didengungkan, saya yakin citra tersebut akan berubah. Saya memandang poligami itu seperti halnya perceraian. Diakui eksistensinya karena kebutuhan akan pintu darurat. Emergency! Harganya pun mahal!

Bahaya deh kalo poligami dianggap anjuran atau dipandang lebih baik daripada monogami. Dimana makna transformasi itu? Logika yg telah dibangun Allah dengan demikian indahnya malah jadi berbalik 180 derajat. Nanti yg "merasa mampu" beramai-ramai berpoligami. Bertambahlah kesenjangan antara yg kaya dan yg miskin. Bukan hanya kesenjangan penghasilan, tapi juga kesenjangan jumlah istri...he.. he...

Maaf...maaf. ....pengetahuan saya sangat dangkal. Tolong dong yang ahli urun pendapat di sini.

Kita kembalikan lagi, hukum poligami itu apa sih? Halal atau sunnah? Mungkin bisa jadi haram ya kalau ternyata memaksakan diri alias sebenarnya kagak mampu. Kalau punya 2,3, 4 keluarga apa kagak repot tuh. Kapan lagi ngurusin mereka2 yg butuh pertolongan?

Btw, ada pendapat soal poligami dari Faqihuddin Abdul Kodir yang saya setuju di link berikut ini: http://www.kompas.com/kesehatan/news/0305/13/061353.htm

Maaf kalo kepanjangan komentarnya. Just a thought!

yang d beberkan sam abi bagus juga..
mantab sekali
lalu Sekarang mari kita tinjau dari sudut seksualitas. Sudah menjadi keluhan umum di rubrik konsultasi kalau banyak wanita gagal mencapai orgasme karena suami cepat selesai atau tidur begitu saja setelah mencapai puncak. Padahal pada umumnya, wanita itu lebih lambat panas daripada pria.

Romeo wrote:

yang d beberkan sam abi bagus juga..
mantab sekali
lalu Sekarang mari kita tinjau dari sudut seksualitas. Sudah menjadi keluhan umum di rubrik konsultasi kalau banyak wanita gagal mencapai orgasme karena suami cepat selesai atau tidur begitu saja setelah mencapai puncak. Padahal pada umumnya, wanita itu lebih lambat panas daripada pria.

Lek iki bisa dikomunikasikan sam.. antara pihak isteri karo suami. Mosok2 goro2 suamine cepet metuan, trus selingkuh.. Gak apik kan

Cara2 komunikasi misale konsultasi ndik dokter dll..[halah koyok wong pakar ae)

Weik tak delok2 komentarku dowo ternyata

manchunia_is_back wrote:

Weik tak delok2 komentarku dowo ternyata

gak po" sam tambah dowo tambah jelas
lek iso lebih dowo maneh
toh ya bermanfa'at bagi nawak" sing maos

Romeo wrote:

manchunia_is_back wrote:

Weik tak delok2 komentarku dowo ternyata

gak po" sam tambah dowo tambah jelas
lek iso lebih dowo maneh
toh ya bermanfa'at bagi nawak" sing maos

Hanya pendapat Pribadi sam,

moco tok ae....ayas gak ngerti opo2...

kalo menurutku sih ... boleh-boleh aja melakukan POLIGAMI, POLIANDRI, POLIGINI, ataupun POLIKLINIK

asal ada alasan yang jelas dan tidak berdasarkan seksualitas semata atau ujung-ujungnya harta

Slatem wrote:

kalo menurutku sih ... boleh-boleh aja melakukan POLIGAMI, POLIANDRI, POLIGINI, ataupun POLIKLINIK

asal ada alasan yang jelas dan tidak berdasarkan seksualitas semata atau ujung-ujungnya harta

but, diakui atau tidak -kebanyakan enggak ngakuin sih-, mostly ya faktor seksual ituh...

chiw wrote:

Slatem wrote:

kalo menurutku sih ... boleh-boleh aja melakukan POLIGAMI, POLIANDRI, POLIGINI, ataupun POLIKLINIK

asal ada alasan yang jelas dan tidak berdasarkan seksualitas semata atau ujung-ujungnya harta

but, diakui atau tidak -kebanyakan enggak ngakuin sih-, mostly ya faktor seksual ituh...

nah sekarang yang patut dipermasalahkan adalah orangnya atau arti dari POLI2 itu semua

kao orangnya tau akan arti, makna dan memahaminya, pasti gak memasukkan unsur seksualitas dalam urutan pertama

urun pendapat..
ayas juga orang yang awam soal poligami dkk apalagi hukum2nya..
sepanjang yang ayas tau saja

tepat sekali menurut saya klo dikatakan poligami adalah sebuah PEMBATASAN dan bukan ANJURAN, seperti yang dipaparkan sam Abi

sekarang coba saja lihat poligami dari sisi yang berbeda. di jaman peperangan misalnya...dimana jumlah wanita akan membludak dikarenakan para lelaki berkewajiban untuk berperang dan mungkin ga akan kembali lagi..
lalu bagaimana dengan keadaan keluarga yang mereka tinggalkan? bagaimana dengan kelangsungan hidup mereka? populasi mereka? bagaimana juga dengan wanita2 lajang yang belum menikah? bisa jadi, dalam kondisi tersebut, perbandingan laki2 dan wanita mencapai 1:20 atau lebih.

disinilah urgensinya berpoligami. disinilah aturan itu ada untuk mencegah hal2 lain yang lebih komplex. contoh saja. seorang janda perang jelas harus dapat hidup mandiri, dengan anak2 mereka saja. bukankah lebih bijak jika para lelaki bisa menikahi mereka, daripada mereka akhirnya terjerumus dalam prostitusi... atau hal2 negatif lainnya...
lebih jauh, anak2 mereka akan jauh lebih terjamin kehidupanya, dengan adanya pembagian warisan dan aturan2 yang mengikatnya..
urgensinya, pernikahan ini akan menyelamatkan ga hanya si janda perang, tapi juga next lifenya si anak2 korban perang tersebut. mereka punya keluarga baru... masa depan yang paling ga lebih baik dibanding mereka harus berjuang sendiri

it means..ingat poin urgensinya, bukan untuk mengambil keuntungan loohh
jadi poligami silahkan saja. tapi liat lagi kepentingannya. daruratnya dimana...

selayaknya kita bijak untuk menyikapi hal2 ambigu- yang bisa melenceng dari alur sebenarnya- seperti poligami yang akhir2 ini seolah menjadi gaya hidup.

berkaca pada Rasul? lihat dulu alasan nabi beristri lebih dari satu. runut satu persatu kisahnya dan dasar2nya, baru umak sekalian bisa jadikan itu alasan berpoligami...

benar sekali dan menjadi sesal ketika poin islam membolehkan poligami lebih ditekankan pada adanya pembolehan yang akhirnya diterjemahkan sebagai anjuran daripada pembatasan & untuk keadilan bagi istri2, justru kebanyakan dari oknum2 islam sendiri... benar2 sangat disayangkan.

ada artikel menarik yang bisa memaparkan analisisnya jauh lebih detail tentang poligami disni http://suamigila.com/2008/04/poligami-lagi.html

klo poliandri? hmm.. ayas jadi merinding membayangkan (baru membayangkan saja...)
jika ayas pelakunya? gimana ribetnya yah??

ayas selalu merasa wanita jauh lebih sensitive dibanding pria? bener ga?
klo umak pikir pasti bahagia yah wanita yang bisa punya 4 suami yang saling bergantian menjaga seperti yang dipaparkan diawal trit ini...wew.. saya kok sebaliknya yah...?

cukup tah waktu yang dari dulu tetep 24 jam itu buat ngurusi 4suami (maksimal..)?
belum kana... belum kebutuhannya sendiri...
sementara pengalaman dulu punya pacar 1 aja sudah menyita waktu luang ayas ( ga ada paksaan kok, ayas ae sing ancen pengen mikirno), gimana dengan 4 orang SUAMI??!!

wezlah..cukup satu. bukan brarti sok setia, tapi jangan pikir berbagi hati dan pikiran itu perkara mudah..(koyo sing pengalaman ae )
kapan waktu berbagi untuk yang lain lek harus ngurusi ojob dan urip'e dewe...

itu baru sebatas mikirno...belum kebutuhan batin dan lain sebagainya...

semoga saja ayas dan nawak2 sekalian dijauhkan dari perkara yang mengharuskan berpoligami, dalam kondisi perang misalnya... semoga..
kecuali umak memang mampu bersikap adil... paling ga, umak sekalian tau dasar2nya dan alasan2nya...

wakeh sampek ngelu ayas


poli itu maknanya "banyak"

poligami lk wong yg nglakuin pada komit BISA dan MAMPU yo monggo dilaksanakan
gag ada yg nglarang
hidup adalah pilihan


tapi lk ayas yo....
gag mau berbagi lek urusan begituan
satu aja cukup....
ndak suka segala sesuatu yg berlebihan
simplicity is good

Salah satu penyebab utama poligami adalah banyaknya wanita

Jadi ingat cerita kancaku MAN 3 biyen

Dia bilang gina
"Penyebab poligami adalah terlalu banyaknya wanita di Indonesia, gak usah jauh2 angkatan kita aja. Jumlah cowok lebih sedikit, jadi banyak gadis yang nganggur donk"

Nah teringat itu, ayas dolanan Googel menemukan artikel yang membuat temanku tadi diam, yaitu sebuah data statistik penduduk Indonesia

Datanya Emang lawas, tapi cocok pas ayas lulus, yaitu 2005
Lihat Coy.....

iku lak MAN...lha nang sklhq...wedoke mek 9...

wihh tuhan memang adil.....

semuanya mendekati imbang....
balance is

tom_mad wrote:

iku lak MAN...lha nang sklhq...wedoke mek 9...

Mangkane MAd saiki jumlahe penduduk indonesia iku akehan lanange